Rabu, 16 Juli 2025

LESTARI (Laren Sehat Tangguh Menuju Generasi Bebas Stunting) INOVASI PUSKESMAS LAREN



 

‘LESTARI’

 (Laren Sehat Tangguh Menuju Generasi Bebas Stunting)

PUSKESMAS LAREN



Latar Belakang

  Stunting didefinisikan sebagai indeks tinggi badan menurut usia (TB/U) kurang dari minus dua standar deviasi (-2SD) atau di bawah rata-rata standar yang ada. Stunting pada anak merupakan hasil jangka panjang konsumsi diet berkualitas rendah yang dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan (Semba, et al., 2008).

  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia mencatat bahwa prevalensi stunting sebesar 37,2%, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%). Presentase tersebut dengan pembagian untuk kategori sangat pendek 19,1% dan pendek 18,1%. Secara nasional prevalensi stunting pada anak usia 5-12 tahun adalah 30,7% (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek), dengan prevalensi terendah di DI Yogyakarta (14,9%) dan tertinggi di Papua (34,5%).

  Kekurangan gizi/ stunting terhadap perkembangan otak sangat merugikan performance anak. Perkembangan otak anak di masa golden period (0-3 tahun), akan menyebabkan sel otak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Apabila gangguan tersebut terus berlangsung maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar 10-13 poin. Penurunan perkembangan IQ tersebut akan mengakibatkan terjadinya loss generation, artinya anak-anak tersebut akan menjadi beban masyarakat dan pemerintah, karena terbukti keluarga dan pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan yang tinggi akibat warganya mudah sakit (Caulfield, 2010).

  Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita di Indonesia adalah 21,5% berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Selain itu, sekitar 7,4% balita mengalami gizi kurang. Meskipun ada penurunan angka stunting dari tahun-tahun sebelumnya, masalah gizi pada balita di Indonesia masih menjadi perhatian serius. 

Di Jawa Timur, terdapat kasus balita gizi buruk. Berdasarkan data tahun 2018, terdapat 6.195 kasus balita gizi buruk di Jawa Timur. Pada tahun yang sama, terdapat juga 21.544 bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dari total 573.928 kelahiran hidup, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur. 

Data balita gizi buruk di Lamongan tidak tersedia secara spesifik dalam hasil pencarian ini. Namun, data umum tentang gizi buruk pada balita dapat ditemukan, serta informasi tentang penyebab dan dampaknya. Gizi buruk pada balita umumnya diukur melalui berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), berat badan menurut umur (BB/U), dan tinggi badan menurut umur (TB/U). 


 Data Pendukung

   Dari data balita gizi kurang di wilayah kecamatan Laren dalam tahun 2024 sebanyak 96 (5,4%) balita dan dari masukkan masyarakat utuk dilakukan penyuluhan dan pelatihan tentang gizi seimbang dan pelatihan pembuatan PMT local sehingga Puskemas Laren membentukan inovasi LESTARI (Laren sehat tangguh menuju generasi bebas stunting).


Kebarua Inovasi

Inovasi LESTARI menghasilkan beberapa kebaruan yang signifikan, diantaranya:

Penurunan angka gizi buruk dari 94 menjadi

Meningkatkan keterampilan kader meninggat dalam pembuatan PMT local

Kader yang sudah dilatih dapat mengembangka (menjual hasil prodak) layana pembuatan PMT untuk dijual kepada balita yang bukan stunting

4 Desa mendapat manfaat dari pejualan PMT untuk dana tambahan kegiatan posyandu 



Tujuan Inovasi

Tujuan Umum:

Dengan adanya Inovasi LESTARI (Laren sehat tangguh menuju generasi bebas stunting) dapat mencegah terjadinya stunting, gizi kurang dan gizi buruk di wilayah Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan

Tujuan Khusus:

 Memberikan pengetahuan kepada kader desa tentang cara pegolahan makanan yang baik dan benar untuk memenuhi gizi anak balita stunting, gizi buruk dan gizi kurang

Memberikan Pengetahuan tentang Gizi Seimbang kepada ibu balita tetang pola makan dan cara pengolaha makanan yag baik dan benar.

Memberikan wadah bagi kader untuk mengembangkan usaha dan menyediakan PMT bagi ibu yang tidak mempunyai kesempatan untuk membuat PMT 

Dapat merubah pola makan anak balita tersebut menjadi lebih baik dan lebih bergizi

Meningkatkan derajat kesehatan pada anak balita di wilayah kecamatan Laren 

Manfaat yang diperolah

Untuk balita : Pemenuhan gizi seimbang dapat terpebuhi sehingga dapat menurunkan stunting, mecetak generasi sehat, cerdas dan produktif

Untuk Kader/Mayarakat : Meningkatkan pengetahuan kader tentang pemenuhan gizi seimbang dan pembuatan PMT local

Untuk Pemerintahan Desa: Membantu dalam pembiayaan dalam kegiatan posyandu balita

Untuk Puskesmas: Menurunka angka stunting diwilayah kerja Puskesmas Laren untuk menuju generasi bebas stunting untuk menunju Indonesia emas 2045

Hasil Inovasi

1.Pemenuhan gizi seimbang dapat terpebuhi sehingga dapat menurunkan stunting, mecetak generasi sehat, cerdas dan produktif

2. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pemenuhan gizi seimbang dan pembuatan PMT local

3. Membantu dalam pembiayaan dalam kegiatan posyandu balita

4. Menurunkan angka stunting diwilayah kerja Puskesmas Laren untuk menuju generasi bebas stunting untuk menunju Indonesia emas 2045









Kamis, 09 November 2023

BAHAYA MEROKOK DAN KAWASAN TANPA ROKOK

 


APA YANG DI MAKSUD DENGAN ROKOK??

Rokok adalah hasil olahan tembakau, termasuk cerutu atau bentuk lainnya. Rokok termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan ketagihan dan dependensi ketergantungan bagi orang yang menghisapnya. Sedangkan merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami kencenderungan terhadap rokok. Saat ini terdapat berbagai macam rokok salah satunya adalah rokok elektrik. Rokok elektrik adalah suatu alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan ataupun membakar daun tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap oleh perokok ke dalam paru-paru. Baik itu rokok elektrik maupun rokok konvensional sama-sama berbahaya bagi kesehatan.

Adapun jenis perokok ada 2 (dua) yaitu :

1.    Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan atau gulungan tembakau, juga menghirup asap rokok yang dihembuskan dari mulut mereka.

2.    Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap rokok orang lain.

APA SAJA KANDUNGAN DALAM SEBATANG ROKOK???



Kandungan dalam rokok berikutnya adalah

1.  Karbonmonoksida (Co) merupkan salah satu gas yang beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya

2.  TAR adalah zat berbahaya penyebab kanker (karsinogenik) dan berbagai penyakit lainnya

3.  Nikotin adalah zat berbahaya penyebab kecanduan (adiksi)

BAHAYA ROKOK ELEKTRONIK

1.    PROPILENGLIKOL menyebabkan iritasi paru-paru dan mata,gangguan saluran pernafasan seperti asma, sesak nafas, obstruksi Paru

2.    Nikotin menyebabkan Efek candu yang memicu depresi, kepala pusing, tubuh gemetar, kerusakan paru paru permanen, kanker paru paru,penyempitan pembulih darahdan kematian

3.    Perisadiasetil menyebabkan PPOK

APA AKIBAT JIKA TERPAPAR ASAP ROKOK???




Bahaya yang timbul karena merokok yaitu :

1.     Penyakit Jantung Koroner (PJK).

2.     Gangguan pernafasan

3.     Penyakit gigi dan mulut.

4.     Kanker paru

5.     Kanker kerongkongan

6.     Gangguan kesehatan reproduksi.

7.     Meningkatkan risiko penyakit lain.

Bahaya dan efek pajanan rokok pada anak dan remaja yaitu :

1.    Menimbulkan gangguan kulit dan plak gigi.

2.    Anak peniru ulung, orang tua perokok akan ditiru oleh anak.

3.    Anak tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

4.    Kecanduan hingga berperilaku negatif, perilaku agresif dan suka menantang.

5.    Menurunkan proses penyembuhan luka.

6.    Asma

7.    Pneumonia

8.    Bronkhitis

9.    Gangguan kecerdasan (kognitif).

10.  Meningkatkan infeksi saluran pernafasan.

11.  Gangguan perilaku

12.  Infeksi Meningitis

13.  Infeksi telinga tengah.

14.  Menurunkan proses penyembuhan luka.

 MENGAPA SULIT UNTUK MENGEHNTIKAN KEBIASAAN MEROKOK?


TIPS BERHENTI MEROKOK

1.    BERHENTI SEKETIKA, Hari ini anda masih merokok? Besok anda harus berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang cara ini yang paling berhasil

2.  PENUNDAAN, Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya (Misalnya kebiasaan menghisap rokok rata-rata jam07.00 pagi,berhenti merokok dijadwalkan dalam7 hari.maka hari ini merokok jam 09.00pagi besoknya mulaimerokok jam 11.00 siang begitu seterusnya sampai berhenti)

3.  PENGURANGAN , Jumlah rokok yang dihisap setiaphari dikurangi secara berangsur –angsur dengan jumlah yangsama (misal hari 1 10 batang, maka hari ke-2 8 batang, kemudian hari ke -3 6 batang dst

APA YANG DIMAKSUD KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) ?

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan atau mempromosikan produk tembakau. Dengan indikator sebagai berikut;

100% bebas asap rokok:

1.    Tidak ditemukan orang merokok di dlm gedung;

2.    Tidak ditemukan ruang merokok di dlm gedung;

3.    Tidak tercium bau rokok;

4.    Tidak ditemukan puntung rokok;

5.    Tidak ditemukan penjualan rokok;

6.    Tidak ditemukan asbak atau korek api;

7.    Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok;

8.    Ada tanda dilarang merokok;

 

 

Menurut PP No.109/2012 pasal 50 KTR di berlakukan pada

1.    Fasyankes

2.    Tempat  Proses belajar mengajar

3.    Tempat anak bermain

4.    Tempat Ibadah

5.    Angkutan umum

6.    Tempat Kerja

7.    Tempat umum atau tmpat lain yang ditentukan

Referensi 

Purwanti Setya Ika, dkk. 2021. Pencegahan Perilaku Merokok Remaja Melalui Penyuluhan Bahaya Rokok Elektrik dan Konvensional. Stikes Wira Medika Bali. Jurnal Hasil Pengabdian & Pemberdayaan kepada Masyarakat Volume 2 Nomer 2.

Lokas F Grily, dkk. 2021. Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Remaja Desa Simbel Kecamatan Kakas Barat Kabupaten Minahasa. Universitas Negeri Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA Volume 02 Nomer 02.

Dr.Lilly.2017. Hidup Sehat Tanpa Rokok. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

LESTARI (Laren Sehat Tangguh Menuju Generasi Bebas Stunting) INOVASI PUSKESMAS LAREN

  ‘LESTARI’  (Laren Sehat Tangguh Menuju Generasi Bebas Stunting) PUSKESMAS LAREN Latar Belakang   Stunting didefinisikan sebagai indeks tin...