Jumat, 27 November 2015

Waspada, Ini 5 Penyakit yang Sering Salah Diagnosis!


KOMPAS.com — Beberapa penyakit terkadang memiliki gejala yang sama sehingga salah diagnosis bisa terjadi. Oleh karena itu, jelilah mengamati gejala penyakit sehingga kita bisa memberikan informasi yang jelas kepada dokter.

Gejala seperti diare berkepanjangan, berat badan turun tanpa sebab, dan sakit perut merupakan gejala yang bisa menandakan berbagai penyakit, misalnya radang usus ataupun kanker.

Diagnosis yang tidak tepat akan membuat pengobatan yang diberikan tidak optimal dan akhirnya penyakitnya akan berkepanjangan. Ketahui apa saja penyakit yang paling sering salah didiagnosis.

- Diagnosis: Depresi
Penyakit sebenarnya: Sleep apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyerupai depresi. Studi menunjukkan, setidaknya ada 73 persen pasien yang mengidap sleep apnea dengan gejala mirip dengan depresi, seperti bad mood, menyakiti diri sendiri, dan pikiran untuk bunuh diri. Namun, ketika pasien tersebut dirawat dengan perawatan untuk sleep apnea, sembilan di antaranya sembuh.

Gejala-gejala kondisi ini meliputi perasaan sedih atau putus asa, tidak bertenaga, dan kecemasan bisa dikatakan mirip dengan gejala depresi. Penyakit lain dengan gejala yang mirip adalah masalah tiroid, penyakit bipolar, kekurangan vitamin D, dan gula darah rendah.

- Diagnosis: IBS (irritable bowel syndrome
Penyakit sebenarnya: Penyakit celiac

Penyakit celiac merupakan gangguan pencernaan yang bisa dipicu oleh terlalu banyak mengonsumsi gluten, seperti roti. Penyakit ini terkadang butuh waktu cukup lama, yakni 6-10 tahun sebelum terdeteksi akurat. 

Gejala penyakit celiac hampir sama dengan masalah pencernaan lain sehingga dokter banyak yang keliru dan harus mengidentifikasi apa yang terjadi dengan usus Anda.

- Diagnosis: Migrain
Penyakit sebenarnya: Stroke

Jika Anda berusia di bawah 50 tahun dan mengalami mati rasa, sulit berbicara, penglihatan kabur, terkadang dokter mendiagnosisnya sebagai migrain, vertigo, atau keracunan alkohol. Ketika peneliti mengkaji ulang data pasien yang berusia 16-50 tahun, 14 persen di antaranya dipulangkan karena hanya sakit kepala atau mabuk. Salah satu penyebabnya adalah karena sangat jarang orang berusia kurang dari 45 tahun yang terkena stroke.


- Diagnosis: Artritis reumatoid (radang sendi)
Penyakit sebenarnya: Fibromyalgia (nyeri tubuh)

Gejala arthritis, yakni rasa nyeri dan bengkak pada persendian, sering dirasakan pula oleh penderita fibromyalgia. Penyakit ini juga memiliki gejala sakit kepala, mengantuk, dan tidak nyaman pada usus. 

Jika sakit pada tubuh berpindah-pindah ke bagian tubuh yang lain dan berlangsung selama tiga bulan, segera periksa ke dokter untuk penanganan fibromyalgia lebih lanjut.

- Diagnosis: Multiple sclerosis
Penyakit sebenarnya: Penyakit lyme

Kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan sendi adalah gejala yang bisa muncul pada penderita multiple sclerosis dan penyakit lyme. Gejalalyme juga menyerupai penyakit lain, seperti fibromyalgia dan flu. (Muthia Zulfa)

Sumber: kompas.com

Senin, 23 November 2015

Community Feeding Center (CFC) di Desa Bulu Brangsi



LAREN-Pada tanggal 2 Nopember sampai dengan tanggal 13 Nopember, di Desa Bulu Brangsi Kec. Laren diadakan acara PMT Penyuluhan Community Feeding Center (CFC). Acara tersebut dihadiri oleh 8 balita yang masuk kategori gizi kurang.

Acara CFC tersebut juga diisi oleh penyuluhan kesehatan dari Petugas puskesmas Laren. Sehingga para ibu-ibu balita bertambah wawasannya. Dalam acara CFC, semua balita hadir dari awal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan. Tujuan dari acara CFC supaya para balita yang masuk kategori gizi kurang bisa tercukupi kebutuhan gizinya. (enfa)

Pemberian makanan untuk balita

Pemberian makanan untuk balita
Penyuluhan HIV/AIDS

Penyuluhan PHBS

Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Penyuluhan TB Paru

Refreshing Kader Kesehatan

Penyuluhan KB dan Kesehatan Reproduksi

Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Kamis, 19 November 2015

Kegiatan Implant IUD UPT Puskesmas Laren

LAREN-Masalah pada negara berkembang adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana.

Hari ini pada tanggal 19 Nopember 2015 di Puskesmas Laren diadakan kegiatan Pemasangan Implant IUD yang diikuti oleh 86 akseptor. Acara ini bekerja sama dengan Koramil Kec. Laren, Badan PP dan KB Kab. Lamongan dan IBI Kec. Laren. Acara tersebut dihadiri oleh drg. Sri Hartani selaku Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Lamongan. (dms)

Senin, 16 November 2015

Penggunaan Antibiotik Berlebihan Sebabkan Kematian



Jakarta, CNN Indonesia -- Keberadaan stigma antibiotik sebagai 'obat dewa' yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit kadang masih dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sebenarnya, antibiotik diciptakan bukan untuk semua jenis penyakit.

"Antibiotik sebenarnya dibuat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri," kata Dewi Indriani, perwakilan badan kesehatan dunia (WHO) saat membuka World Antibiotic Awareness Week pertama kalinya di Indonesia di Mega Kuningan, kemarin.

Pekan kesadaran antibiotik dunia diselenggarakan oleh WHO guna meningkatkan kesadaran publik atas penggunaan antibiotik yang selama ini kerap disalah arti dan salah guna.

Dalam ilmu medis, penyebab penyakit dapat datang dari berbagai sebab. Namun paling sering disebabkan oleh bakteri dan virus. Bakteri dikelompokkan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak, sedangkan virus tidak dianggap sebagai makhluk hidup karena tidak dapat bertahan hidup tanpa inang.

Permasalahannya, bakteri yang berjumlah satu hingga tiga persen dari berat badan masing-masing individu ini tidak semuanya menyebabkan penyakit. Dari triliunan bakteri yang ada di dunia, hanya sedikit di antaranya berbahaya bagi kesehatan.

Sedangkan keberadaan antibiotik yang disalah gunakan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya, mulai dari membunuh bakteri baik yang berguna bagi kesehatan, hingga menimbulkan resistensi atau kekebalan bagi bakteri yang seharusnya dapat mati karena antibiotik.

"Angka resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia," kata Anis Karuniawati sekertaris Program Pengendalian Resistensi Mikroba Kemeterian Kesehatan RI.

Antibiotik pertama kali dibuat oleh Alexander Flemming pada 1928 dalam bentuk Penisilin. Penisilin kala itu dibuat untuk membunuh bakteri penyebab pneumonia, meningitis, demam tifoid, dan penyakit lainnya yang mewabah kala itu. Penisilin dibuat secara massal sekitar 1940an, namun beberapa tahun kemudian terdapat bakteri yang ditemukan kebal atas penisilin.

Secara umum, dalam sebuah populasi bakteri yang menyebabkan penyakit, hanya terdapat beberapa bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Namun, bila menggunakan antibiotik yang tidak secara spesifik ataupun salah penggunaan, antibiotik hanya akan membunuh bakteri yang sensitif dan membiarkan bakteri yang resisten bertahan hidup hingga dapat berkembang biak.

Bila sudah terlanjur banyak populasi bakteri yang resisten, maka penggunaan antibiotik menjadi sia-sia. Bahkan tidak mungkin akan menyebabkan tubuh menjadi ketergantungan.

Berdasarkan survei yang dilakukan WHO pada 2005, sebesar 50 persen resep di berbagai fasilitas kesehatan utama dan rumah sakit di Indonesia mengandung antibiotik.

Survey Nasional Kementerian Kesahatan pada 2009 menyatakan bahwa antibiotik banyak diresep untuk penyakit yang disebabkan virus, seperti diare. Sedangkan 2013 lalu terungkap melalui Riset Kesehatan Dasar Indonesia bahwa 86,1 persen masyarakat menyimpan antibiotik tanpa resep di rumah.

"Pasien harus sadar bahwa antibiotik tidak dibuat untuk menyembuhkan semua penyakit. Jangan menggunakan antibiotik untuk penyakit dari virus seperti flu, batuk, pilek, muntah, dan diare tanpa darah," kata Nurul Itqiyah Hariadi dari Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.

"Pasien juga mesti aktif dalam menanyakan dokter tentang diagnosis dan obat yang diberikan. Bila enggan bertanya, pasien juga dapat mencari dari sumber yang terpercaya." kata Nurul.

Kesadaran akan pengaruh penyalahgunaan antibiotik menjadi semakin mendesak, selain dapat memperkuat kekebalan bakteri penyebab penyakit terhadap obat, penyakit menjadi semakin sulit disembuhkan sehingga meningkatkan masa dan biaya perawatan, bukan tidak mungkin meningkatkan angka kematian. (end/les)
sumber: cnnindonesia.com

Minggu, 15 November 2015

Stop Gigi Gigis Pada Balita








LAREN-Bersama dengan hari terakhir acara PMT Penyuluhan CFC (Community Feeding Center) pada tanggal 13 Nopember 2015, kami dari team kesehatan gigi melaksanakan penyuluhan tentang Stop Gigi Gigis Pada Balita.

Tujuan dari acara penyuluhan gigi ini adalah supaya ibu-ibu yang mempunyai anak yang masih balita dan usia sekolah dasar bisa memahami sebab dan pencegahan gigi gigis, sehingga gigi pada anak-anak balita hingga memasuki usia sekolah bisa terpelihara kesehatannya, dan bebas dari penyakit gigi dan mulut. 

Dengan gigi dan mulut yang sehat, maka anak-anak bisa berkonsentrasi dalam belajar di sekolah maupun di rumah. (dms)

Tentang UPT Puskesmas Laren

Sudah merupakan Kebijakan Dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, sub sistem dari kesehatan yang berada di Kabupaten/kota, propinsi dan Nasional. Sebagai suatu sistem yang harus berjalan, Puskemas dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumberdaya dan program kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakt diwilayah kerjanya sampai setinggi-tingginya atau dengan mengambil pengertian dari kesehatan, tujuannya adalah mewujudkan keadaan sehat fisik-jasmani, mental, rohani-spritual dan sosial bagi setiap orang diwilayah kerja Puskesmas agar dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mempermudah pencapaian tujuan ini, Puskesmas dapat bekerja sesuai dengan Visi dan Misi Program Pelayanan Kesehatannya.

Penyampaian Keluhan, Kritik dan Saran untuk Puskesmas Kecamatan Laren Apabila terjadi keluhan karena pelayanan yang kurang memuaskan dapat disalurkan melalui: 

1. Kotak Saran Puskesmas laren 
2. Telepon Puskesmas  08113544763 
3. Mengisi komentar di Website Puskesmas Laren 
4. Kepala Puskesmas Laren  
5. Ka. Sub Bag Tata Usaha Puskesmas  

Pengguna layanan akan mendapatkan jawaban resmi atas keluhan yang diajukan paling lambat 2 (dua) hari sejak keluhan diterima oleh petugas.

BAHAYA MEROKOK DAN KAWASAN TANPA ROKOK

  APA YANG DI MAKSUD DENGAN ROKOK?? Rokok adalah hasil olahan tembakau, termasuk cerutu atau bentuk lainnya. Rokok termasuk zat ad...